(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu
mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu
dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
(QS. Alkahfi:10)
Saya berusaha mencari tahu kenapa kisah Ashabul Kahfi diabadikan di dalam Al-Qur’an.
Dan kisah mereka takkan terlupakan karena Al-Qur’an akan selalu dibaca.
Apa yang terdokumentasi didalamnya akan ikut abadi. Setiap generasi
takkan putus mata rantai pengenalannya tentang kisah tujuh pemuda
tersebut.
Setelah membuka lagi Tafsir Ibnu Katsir saya membaca sebuah perjalanan mereka yang dramatis.
Mereka ternyata adalah sekelompok anak muda yang hidup jauh sebelum masa
Nabi Isa a.s. karena kaum Yahudi sangat memahami cerita mereka. Berarti
ini adalah kisah yang teradi ribuan abad yang silam.
Tidak sedikit ulama salaf dan khalaf yang menceritakan bahwa kaum muda
itu adalah anak raja dan bangsawan Romawi. Jika mendengar kata romawi,
yang saya bayangkan adalah tentang, sebuah kekaisaran jaman dulu dengan
kota yang megah, pertempuran gladiator yang keji, atau tentara yang
ribuah jumlahnya.
Dikisahkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, suatu hari tatkala orang-orang
pergi untuk merayakan hari raya, kaum muda itu pun pergi bersama ayah
dan kaumnya. Mereka melihat kaumnya bersujud dan menyembelih bukan atas
nama Allah Ta’ala. Mereka sudah mengetahui bahwa penyembelihan tidak
layak dilakukan kecuali atas nama Allah.
Masing-masing pemuda kemudian memisahkan diri dari keramaian itu. Pemuda
yang pertama kali memisahkan diri duduk di bawah pohon. Kemudian
bergabung pula pemuda berikutnya, lalu berikutnya. Satu persatu, padahal
pemuda yang satu tidak mengenal pemuda lainnya.
Apa yang ada di pikiran mereka? Sekali lagi, mereka sudah mengetahui
bahwa ada sesuatu yang tidak sepantasnya dilakukan oleh kaumnya. Apa
yang mempersatukan mereka? Mungkin mereka berpikir keras dari apa yang
mereka lihat sebelumnya. Mungkin mereka berpikir, apakah saya yang bodoh
atau mereka yang bodoh. Melakukan ritual yang tidak masuk akal.
Saya mengutip hadits yang dihadirkan Ibnu Katsir:
“Ruh-ruh itu ibarat bala tentara, apabila saling mengenal, maka akan rukun. Dan apabila tidak saling mengenal, maka akan berselisih.” (HR. Bukhari-Muslim)
“Ruh-ruh itu ibarat bala tentara, apabila saling mengenal, maka akan rukun. Dan apabila tidak saling mengenal, maka akan berselisih.” (HR. Bukhari-Muslim)
Yang mempersatukan mereka di sana ialah Zat yang mempersatukan hati mereka dalam keimanan.
Dikisahkan kembali, setiap pemuda menyembunyikan isi hatinya terhadap
yang lain lantara takut. Mereka masing-masing tidak mengetahui bahwa
mereka memiliki satu keyakinan. Hingga salah satunya bertanya tentang
alasan mereka hadir ke tempat itu. Dan ternyata mereka semua memiliki
alasan yang senada.
Dari pertemuan istimewa tersebut, mereka bersepakat melakukan tindak
lanjut. Singkat cerita mereka kemudian membuat tempat ibadah tersendiri.
Aktivitas mereka kemudian diketahui oleh Raja dari laporan kaumnya.
Mereka dihadirkan di depan Raja, diinvestigasi. Karena mereka tak
bergeming dari keyakinan mereka akhirnya diancam jika tidak kembali
kepada agama kaum mereka.
Dalam masa ancaman itu Raja membiarkan, memberikan kesempatan untuk
‘bertaubat’ lagi. Disinilah dimulai ide mereka untuk mencari cara
mempertahankan iman mereka. Mereka memutuskan melarikan diri dan menuju
ke sebuah gua. Raja lalu mencari mereka. Dan kemudian Allah pun
melenyapkan ihwal mereka. Tertidur selama 309 tahun.
Pertarungan ideologi. Ya, kalimat ini yang muncul di benak saya usai
membaca kisah mereka. Mereka melakukan lompatan pikiran yang tidak lazim
ditengah-tengan keyakinan orang banyak. Mereka berani meninggalkan
kondisi umum yang sudah mendarah-daging dalam masyarakat mereka. Dan
berikutnya mereka teguh mempertahankan apa yang mereka yakini.
Kisah menghilangnya ketujuh pemuda itu kemudian menjadi buah bibir. Dan
kejadian itu mewabah menjadi sebuah pemicu ‘berpikir ulang’ kaum itu
tentang kepercayaan mereka. Hingga akhirnya zaman berganti, kekuasaan
berganti dan keyakinan berganti. Mereka terinspirasi dari ‘lenyapnya
tujuh pemuda’.
+ komentar + 1 komentar
bermanfaat bangt gen.....
Posting Komentar